Pustaka Isa

Pustaka Pribadi Isa Mujahid Islam

Doa yang Dipanjatkan Ketika Ayat Tertentu Dibaca

Membaca doa tertentu ketika mendengar ayat-ayat tertentu merupakan sesuatu yang sering dilakukan oleh yang mulia Rasulullah (saw), oleh karena itu hendaknya kita sebagai kaum Muslimin memahami ayat mana saja yang hendaknya dibaca dan dibalas dengan doa sehingga menambah keberkahan-keberkahan bahkan bisa mendapatkan ampunan dari Allah Ta’ala. Beberapa ayat yang hendaknya dibalas dengan doa diantaranya:

QS Al-Faithah [1] ayat 7

Ketika dibacakan ayat:

صِرَاطَ الَّذِیۡنَ اَنۡعَمۡتَ عَلَیۡہِمۡ ۬ۙ غَیۡرِ الۡمَغۡضُوۡبِ عَلَیۡہِمۡ وَ لَا الضَّآلِّیۡنَ ٪﴿۷﴾

Yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat atas mereka, bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat”

maka bacalah doa:

آمِينَ

Artinya: “Kabulkanlah”

Dasar pembacaan doa ini dari riwayat,

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا أَمَّنَ الْإِمَامُ فَأَمِّنُوا فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ تَأْمِينُهُ تَأْمِينَ الْمَلَائِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ قَالَ ابْنُ شِهَابٍ وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ آمِينَ

…dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apabila seorang imam mengucapkan “Amin” maka ucapkanlah “Aamiin”. Barangsiapa bacaan aamiin-nya bersamaan dengan Malaikat, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan terampuni.” Ibnu Syihab mengatakan; “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga mengucapkan aamiin.” (H.R. Abu Dawud) [1]

QS Al-Qiyamah [75] ayat 41 (dengan basmallah)

Ketika dibaca ayat ini:

اَلَیۡسَ ذٰلِکَ بِقٰدِرٍ عَلٰۤی اَنۡ یُّحۡیِۦَ الۡمَوۡتٰی ﴿٪۴۱﴾

“Bukankah Dia berkuasa menghidupkan yang mati?”

maka bacalah doa:

سُبْحَانَكَ

“Maha Suci Engkau” dan bacalah sambil menangis

Dasar doa diatas adalah riwayat,

عَنْ مُوسَى بْنِ أَبِي عَائِشَةَ قَالَ كَانَ رَجُلٌ يُصَلِّي فَوْقَ بَيْتِهِ وَكَانَ إِذَا قَرَأَ { أَلَيْسَ ذَلِكَ بِقَادِرٍ عَلَى أَنْ يُحْيِيَ الْمَوْتَى } قَالَ سُبْحَانَكَ فَبَكَى فَسَأَلُوهُ عَنْ ذَلِكَ فَقَالَ سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

…dari Musa bin Abu Aisyah dia berkata; “Seseorang shalat diatas rumahnya, apabila ia selesai membaca ayat “alaisa dzaalika bi qaadirin ‘ala an yuhyiyal mauta” (Bukankah Dzat yang demikian itu lebih mampu untuk menghidupkan yang mati)?” maka dia mengucapkan “subhaanaka” lalu menangis. Mereka bertanya kepada laki-laki tersebut tentang perbuatannya itu, dia menjawab bahwa dirinya pernah mendengarnya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.” (H.R. Abu Dawud) [2]

atau

Ketika dibacakan ayat,

اَلَیۡسَ ذٰلِکَ بِقٰدِرٍ عَلٰۤی اَنۡ یُّحۡیِۦَ الۡمَوۡتٰی ﴿٪۴۱﴾

“Bukankah Dia berkuasa menghidupkan yang mati?”

maka bacalah doa

بَلَى

“benar”

Ini berdasarkan riwayat,

سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ... مَنْ قَرَأَ { لَا أُقْسِمُ بِيَوْمِ الْقِيَامَةِ } فَانْتَهَى إِلَى { أَلَيْسَ ذَلِكَ بِقَادِرٍ عَلَى أَنْ يُحْيِيَ الْمَوْتَى } فَلْيَقُلْ بَلَى ...

…saya mendengar Abu Hurairah berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: … barangsiapa membaca; “LAA UQSIMU BIYAUMIL QIYAAMAH, hingga akhir ayat “ALAISA DZAALIKA BI QAADIRIN ‘ALAA AIYYUHYIYAL MAUTA, maka hendaklah ia mengatakan; “BALAA” (H.R. Abu Dawud) [3]

QS At-Tin [95] ayat 9 (dengan basmallah)

Jika mendengar ayat

اَلَیۡسَ اللّٰہُ بِاَحۡکَمِ الۡحٰکِمِیۡنَ ٪﴿۹﴾

“Bukankah Allah adalah Hakim Yang Mahaadil di antara para hakim?”

maka bacalah,

بَلَى وَأَنَا عَلَى ذَلِكَ مِنْ الشَّاهِدِينَ

“Benar, dan kami menjadi saksi untuk itu.”

Ini berdasarkan riwayat,

سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَرَأَ مِنْكُمْ { وَالتِّينِ وَالزَّيْتُونِ } فَانْتَهَى إِلَى آخِرِهَا { أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَحْكَمِ الْحَاكِمِينَ } فَلْيَقُلْ بَلَى وَأَنَا عَلَى ذَلِكَ مِنْ الشَّاهِدِينَ ...

…saya mendengar Abu Hurairah berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa di antara kalian membaca; “WAT TIINI WAZ ZAITUN sampai akhir ayat “ALAISALLAHU BI AHKAMIL HAAKIMIIN” hendaknya ia mengucapkan “BALAA WA ANA ‘ALAA DZAALIKA MINASY-SYAAHIDIIN” (H.R. Abu Dawud) [3]

QS Al-Mursalat [77] ayat 51 (dengan basmallah)

Jika dibacakan ayat,

فَبِاَیِّ حَدِیۡثٍۭ بَعۡدَہٗ یُؤۡمِنُوۡنَ ﴿٪۵۱﴾

“Maka perkataan yang manakah sesudah itu, yang akan mereka imani?”

maka bacalah doa,

آمَنَّا بِاللَّهِ

“Aku beriman kepada Allah”

Ini berdasarkan riwayat,

سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ... مَنْ قَرَأَ { وَالْمُرْسَلَاتِ } فَبَلَغَ { فَبِأَيِّ حَدِيثٍ بَعْدَهُ يُؤْمِنُونَ } فَلْيَقُلْ آمَنَّا بِاللَّهِ ...

…saya mendengar Abu Hurairah berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: … barangsiapa membaca; WAL MURSALAATI ‘URFA sampai dengan; FA BIAIYYI HADITSIN BA’DAHU YU-MINUN, maka hendaknya ia mengatakan; “AAMANNA BILLAAH”. (H.R. Abu Dawud) [3]

QS Ar-Rahman [55] ayat 17 dan ayat yang sama (dengan basmallah)

Jika dibacakan ayat,

فَبِاَیِّ اٰلَآءِ رَبِّکُمَا تُکَذِّبٰنِ ﴿۱۷﴾

“Maka yang manakah diantara nikmat-nikmat Tuhan kamu berdua yang kamu dustakan?”

maka bacalah doa,

لَا بِشَيْءٍ مِنْ نِعَمِكَ رَبَّنَا نُكَذِّبُ فَلَكَ الْحَمْدُ

“Tidak, kami tidak mendustakan sedikitpun kenikmatan-Mu wahai Tuhan kami. Segala puji bagi-Mu”

Ini berdasarkan riwayat,

عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى أَصْحَابِهِ فَقَرَأَ عَلَيْهِمْ سُورَةَ الرَّحْمَنِ مِنْ أَوَّلِهَا إِلَى آخِرِهَا فَسَكَتُوا فَقَالَ لَقَدْ قَرَأْتُهَا عَلَى الْجِنِّ لَيْلَةَ الْجِنِّ فَكَانُوا أَحْسَنَ مَرْدُودًا مِنْكُمْ كُنْتُ كُلَّمَا أَتَيْتُ عَلَى قَوْلِهِ { فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ } قَالُوا لَا بِشَيْءٍ مِنْ نِعَمِكَ رَبَّنَا نُكَذِّبُ فَلَكَ الْحَمْدُ

dari Jabir radliallahu ‘anhu, ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam keluar menemui para sahabatnya dan membacakan kepada mereka surat Ar Rahman dari awal hingga akhir, kemudian mereka terdiam. Lalu beliau berkata; sungguh aku telah membacakannya kepada jin pada malam kedatangan jin dan mereka lebih baik jawabannya daripada kalian. Aku setiap kali membaca FirmanNya: “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. Arrahman 16 dan seterusnya), Mereka mengatakan; “laa, bisyai’in min ni’amika robbanaa nukadzdzibu falakal hamdu.” (H.R. Tirmidzi) [4]

QS Al-A’laa [87] ayat 2 (dengan basmallah)

Jika dibacakan ayat,

سَبِّحِ اسۡمَ رَبِّکَ الۡاَعۡلَی ۙ﴿۲﴾

“Sucikanlah nama Tuhan engkau Yang Mahatinggi”

maka balaslah dengan doa,

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى

“Maha suci Rabbku yang Maha tinggi”

Ini berdasarkan riwayat,

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا قَرَأَ { سَبِّحْ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى } قَالَ سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى

…dari Ibnu Abbas bahwa apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam membaca; “Sabbihisma rabbikal a’la.” Maka beliau mengucapkan; “Subhaana rabbiyal a’la” (H.R. Abu Dawud) [5]

QS Al-Insyiqooq [84] ayat 9 (dengan basmallah)

Ketika dibacakan ayat,

فَسَوۡفَ یُحَاسَبُ حِسَابًا یَّسِیۡرًا ۙ﴿۹﴾

“Maka segera ia akan dihisab dengan penghisaban yang mudah.”

maka bacalah doa,

اللَّهُمَّ حَاسِبْنِي حِسَابًا يَسِيرًا

“Yaa Allah, hisablah aku dengan hisab yang mudah”

Ini sesuai dengan riwayat-riwayat berikut,

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ فِي بَعْضِ صَلَاتِهِ اللَّهُمَّ حَاسِبْنِي حِسَابًا يَسِيرًا فَلَمَّا انْصَرَفَ قُلْتُ يَا نَبِيَّ اللَّهِ مَا الْحِسَابُ الْيَسِيرُ قَالَ أَنْ يَنْظُرَ فِي كِتَابِهِ فَيَتَجَاوَزَ عَنْه إِنَّهُ مَنْ نُوقِشَ الْحِسَابَ يَوْمَئِذٍ يَا عَائِشَةُ هَلَكَ وَكُلُّ مَا يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ يُكَفِّرُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ بِهِ عَنْه حَتَّى الشَّوْكَةُ تَشُوكُهُ

…dari Aisyah (ra) berkata; Saya telah mendengar Nabi Shallallahu’alaihiwasallam pada sebagian shalatnya membaca: “Ya Allah hisablah aku dengan hisab yang mudah.” Ketika beliau berpaling saya bekata; “Wahai Nabi Allah, apa yang dimaksud dengan hisab yang mudah?.” Beliau bersabda: “Seseorang yang Allah melihat kitabnya lalu memaafkannya. Karena orang yang diperdebatkan hisabnya pada hari itu, pasti celaka wahai Aisyah, dan setiap musibah yang menimpa orang beriman Allah akan menghapus (dosanya) karenanya, bahkan sampai duri yang menusuknya.” (H.R. Ahmad) [6]

dan riwayat,

حَدَّثَتْنِي عَائِشَةُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَيْسَ أَحَدٌ يُحَاسَبُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِلَّا هَلَكَ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلَيْسَ قَدْ قَالَ اللَّهُ تَعَالَى { فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا } فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا ذَلِكِ الْعَرْضُ وَلَيْسَ أَحَدٌ يُنَاقَشُ الْحِسَابَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِلَّا عُذِّبَ

telah menceritakan kepadaku ‘Aisyah, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak seorang pun yang di (paparkan) hisabnya melainkan akan celaka.” Maka saya bertanya; ‘Wahai Rasulullah, Bukankah Allah berfirman; ‘barangsiapa yang diberi kitabnya dari sebelah kanan, maka ia menghadapi hisab yang mudah?’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Yang dimaksudkan ayat itu adalah saat amal diperlihatkan, dan tidaklah seseorang hisabnya diperdebatkan, melainkan ia akan disiksa.” (H.R. Bukhari) [7]

Catatan Kaki