Pustaka Isa

Pustaka Pribadi Isa Mujahid Islam

Puasa di Masa Pandemi Covid-19

Pandemi Covid-19 berdampak sangat dalam di seluruh sisi kehidupan, bukan saja di level nasional namun global, bukan cuma orang tua namun di seluruh rentang usia. Walaupun di bulan puasa masih ada dalam keadaan pandemi yang penuh dengan kesulitan, namun tetap saja ada manfaat dan hikmah yang Allah Ta’ala bukakan kepada kita. Huzur V atba bersabda,

Ambillah manfaat sebanyak-banyaknya dari suasana yang Allah Ta’ala berikan pada kita ini. Suasana yang diciptakan oleh wabah ini di rumah rumah kita, seperti yang telah saya katakan, hendaknya menarik perhatian kita untuk lebih baik lagi

Belakangan ini dikarenakan terjadinya pandemi, banyak orang bertanya, “Dengan berpuasa tenggorokan akan menjadi kering, kemungkinan untuk sakit pun akan semakin besar, apakah harus berpuasa atau kah tidak?”

Saya tidak memberikan fatwa atau keputusan yang bersifat umum mengenai hal ini, saya secara umum menjawab, kalian harus melihat keadaan kalian masing-masing lalu ambillah keputusan. Dengan hati yang bersih dan dengan menegakkan ketakwaan, ambillah fatwa dari hati kalian. Petunjuk Al-Quran sangat jelas bahwa jika kalian sakit maka janganlah berpuasa. Meninggalkan puasa dengan alasan kemungkinan menjadi sakit adalah suatu kekeliruan.

Singkatnya, setiap orang memiliki keadaan yang berbeda-beda, dalam situasi ini hendaknya sebisa mungkin memperhatikan hal ini. Lihatlah keadaan masing-masing dan ambillah keputusan pribadi, mintalah fatwa kepada hati kita masing-masing.

Walhasil, dengan memperhatikan berbagai pendapat yang berbeda, kesimpulannya adalah tidak ada kerugiannya tetap berpuasa. Ya, jika ada sedikit saja keraguan (karena adanya penyakit atau gejala-gejala Covid-19), maka tinggalkan puasa. [1]

Selain itu, Apa saja nasehat-nasehat khalifah dan Amir Nasional ketika pandemi covid-19 ini agar kita tetap bertahan? Simak uraian berikut.

Fokus kepada Ibadah

Huzur V (atba) menasehatkan,

(Ketika ada perintah lockdown) Kita pun hendaknya tetap meningkatkan upaya-upaya untuk tetap melaksanakan shalat berjamaah dan daras (di rumah). Ajarkanlah hal-hal mendasar kepada anak-anak. [1]

Amir Nasional Jemaat Ahmadiyah Indonesia memberikan arahan ibadah di bulan Ramadhan 1442 H/2021 M, yaitu:

  1. Sebagaimana anjuran pemerintah bahwa Shalat Fardhu lima waktu, Shalat Jum’at, Shalat Tarawih, Tadarus Al-Qur’an, iktikaf dan Shalat ‘Idul Fitri dilaksanakan dengan pembatasan. Jumlah kehadiran paling banyak 50 persen dari kapasitas Masjid dan atau Shalat Center dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

  2. Pengurus dan atau satgas yang ditunjuk memastikan penerapan protokol kesehatan tersebut, seperti:

    • Melakukan disinfektan secara teratur di area masjid.

    • Menyediakan sarana cuci tangan dan atau hand sanitizer di pintu masuk masjid.

    • Memeriksa suhu dan memastikan jamaah selalu menggunakan masker.

    • Menjaga jarak shaf minimal 1,5 meter.

    • Tidak berkerumun sebelum dan setelah shalat berjamaah.

  3. Jika dikarenakan kapasitas Masjid dan atau Shalat Center tidak memungkinkan untuk menampung jamaah, maka pengurus harus mengaturkan agar pelaksanaannya dilaksanakan di rumah masing- masing.

  4. Memperbanyak dan meningkatkan kualitas ibadah serta senantiasa memanjatkan do’a-do’a untuk keselamatan dan keamanan bangsa serta untuk kemajuan jemaat. [2]

Mengintrospeksi Diri

Huzur V (atba) menjelaskan,

…Setelah menerima Hadhrat Masih Mau’ud (as), kita harus jujur bertanya pada diri sendiri apakah kondisi akhlak kita sudah sedemikian rupa sehingga kita memenuhi tanggung jawab kepada Allah? Apakah kita telah memenuhi hak-hak manusia semata-mata karena Allah? Atau apakah kita masih perlu memperbaiki diri sendiri dan meningkatkan kecintaan kita terhadap sesama di dalam hati kita?” [3]

Melakukan Aksi Sosial

Huzur V (atba) bersabda,

Silahkan bantu (orang-orang yang membutuhkan), namun upaya kehati-hatian pun perlu. Perlu untuk terhindar dari itu semua supaya tidak sampai tertular. Hendaknya kita mengambil pelajaran bahwa siapa saja yang memberikan bantuan, perlu untuk berhati-hati, misalnya saat ini dihimbau untuk menggunakan masker dan yang lain-lainnya. [4]

Di masa pandemi Covid-19, Amir Nasional Jemaat Ahmadiyah Indonesia, H. Abdul Basit menyerukan kepada seluruh anggota Jamaah Muslim Ahmadiyah yang memenuhi kriteria, untuk tetap melakukan aksi sosial seperti donor darah dalam usaha membantu masyarakat yang membutuhkan tentunya dengan tetap mengikuti protokol kesehatan Covid-19 dan PSBB yang ditetapkan pemerintah. [5]

Adapun bagi mereka yang diserahkan tugas memberikan bantuan, banyak sekali yang menjadi sukarelawan dan Khuddamul Ahmadiyah dan lain-lain pun berperan dalam hal ini. Lakukanlah tugas tersebut dengan penuh kehati-hatian dan doa. Janganlah bertindak ceroboh. Janganlah tanpa sebab menjerumuskan diri sendiri pada kebinasaan, karena sikap seperti itu merupakan kebodohan bukan keberanian. Berhati-hatilah. [4]

Saat ini merupakan kesempatan bagi kita untuk mengkhidmati kemanusiaan sesuai dengan yang dinasihatkan oleh Hadhrat Masih Mau’ud (as) untuk menciptakan gejolak rasa simpati. Inilah saatnya bagi kita untuk memenuhi hak-hak makhluk, dan saatnya untuk meraih kedekatan dengan Allah Ta’ala. Semoga Allah Ta’ala memberikan taufik kepada setiap pedagang, apapun barangnya, supaya bukan mengeruk keuntungan yang tidak perlu, malahan dapat menjalankan usahanya disertai gejolak rasa simpatik dalam keadaan saat ini. [4]

Aksi-aksi sosial lainnya seperti memberikan bantuan sembako, pemberian masker gratis, bantuan obat-obatan, bantuan medis, bantuan ekonomi langsung dll bisa menjadi salah satu cara memaknai ibadah Ramadhan.

Tetap Produktif dalam Mendalami Agama

Huzur juga menyampaikan,

Tetap Melaksanakan Tablig

Huzur V (atba) menjelaskan,

Alhasil, dalam situasi seperti ini di samping kita perlu memperbaiki diri kita, kita pun perlu untuk menyampaikan tabligh kita dengan cara berkesan. Kita perlu mengenalkan Islam kepada dunia lebih dari sebelumnya. Para Ahmadi harus berusaha untuk memberitahu kepada dunia, “Jika kalian menginginkan keselamatan kalian, kenalilah Tuhan yang telah menciptakan kalian. Jika kalian menginginkan kesudahan yang baik, kenalilah Tuhan yang telah menciptakan kalian, karena tujuan yang sebenarnya adalah kehidupan akhirat. Janganlah kalian menyekutukan Dia dengan sesuatu apa pun dan tunaikanlah hak-hak makhluk-Nya.” [7]

Tetap Mentaati Petunjuk Pemerintah

Huzur V (atba) menjelaskan,

Menjaga Kebersihan dan Kesehatan Pribadi

Huzur V (atba) menasehatkan,

Terapkan Kehati-hatian di Tempat Umum

Huzur V (atba) menasehatkan,

Berdoa

Huzur V (atba) menasehatkan,

Jalan pemecahan yang terakhir adalah doa. Kita harus berdoa, semoga Allah Ta’ala melindungi kita semua dari keburukan penyakit ini (covid-19). Berdoalah juga secara khusus untuk para Ahmadi yang telah terkena penyakit ini karena alasan tertentu atau dokter melihat ada indikasi bahwa mereka terkena virus ini, atau mereka yang terkena penyakit lainnya, apa pun itu, doakanlah mereka semua.

…Virus menyerang mereka yang dikarenakan suatu penyakit tertentu keadaan mereka menjadi lemah, doakanlah semoga Allah Ta’ala melindungi mereka. Secara umum, berdoalah untuk setiap orang, semoga Allah Ta’ala melindungi dunia dari dampak buruk wabah ini. Semoga Dia memberikan kesehatan yang sempurna kepada semua orang yang sakit. [7]

Secara khusus para Ahmadi hendaknya menaruh perhatian terhadap doa-doa dan memperbaiki keadaan ruhani masing masing dan doakan juga dunia semoga Allah Ta’ala memberikan hidayah kepada dunia dan memberikan taufik agar alih alih terjerumus dalam duniaw i dan melupakan Allah ta’ala, semoga mereka menjadi orang-orang yang mengenal Tuhan yang menciptakannya. [8]

Kita hendaknya mendoakan secara umum untuk diri sendiri, untuk orang terkasih, kerabat, untuk jemaat dan juga untuk kemanusiaan. Di dunia ini banyak sekali orang yang diantaranya ada juga Ahmadi yang tidak memiliki sarana untuk pencegahan, pengobatan, makanan dan minuman, semoga Allah Ta’ala mencurahkan rahmat-Nya kepada mereka dan juga kita. Kita berupaya melalui jemaat untuk menyediakan pangan dan keperluan lainnya kepada para Ahmadi, namun meskipun demikian mungkin saja masih ada yang kurang. Bahkan di sini kita berusaha sebisa mungkin untuk dapat memberikan sarana pengobatan, makanan dan juga kemudahan lainnya kepada orang luar Ahmadi yang memerlukan. Kita melakukan pengabdian ini sama sekali tanpa pamrih, murni didasari semangat menolong. [4]

Penutup

Huzur V (atba) menasehatkan,

“Di masa-masa saat ini tingkatkanlah doa dan ibadah, karena melalui doa yang tulus kita dapat memperoleh karunia-karunia dari Allah Taala dan mendapatkan kemajuan rohani dan jasmani. Inilah yang diajarkan oleh Hadhrat Masih Mau’ud (as) kepada kita, bahwa sekalipun dalam kondisi seperti ini, seperti yang kita hadapi saat ini, sangat penting bagi kita untuk memohon ampunan dari Allah Taa’ala, menyucikan hari kita dan menyibukkan diri dalam amal saleh. Allah Ta’ala telah menjadikan doa sebagai sarana yang mujarab untuk kita amalkan yang dengan perantaraannya kita harus berupaya masuk ke dalam perlindungan kepada Allah Ta’ala.”

Semoga Allah Ta’ala segera menyingkirkan pandemi di dunia ini dan semoga masyarakat dunia dapat memenuhi kewajiban pada kemanusiaan dan semoga mereka dapat kembali menyadari Tuhan Yang Mahakuasa. Semoga Allah memberikan taufik kepada kita semua. [6]

Catatan Kaki