Pustaka Isa

Pustaka Pribadi Isa Mujahid Islam

Ganjaran Puasa

Kita mengetahui bahwa setara standar, Allah Ta’ala akan membalas amal-kebaikan dengan berlipat ganda, seperti firman-Nya yaitu,

مَنۡ جَآءَ بِالۡحَسَنَۃِ فَلَہٗ عَشۡرُ اَمۡثَالِہَا ۚ وَ مَنۡ جَآءَ بِالسَّیِّئَۃِ فَلَا یُجۡزٰۤی اِلَّا مِثۡلَہَا وَ ہُمۡ لَا یُظۡلَمُوۡنَ ﴿۱۶۱﴾

Barangsiapa yang berbuat kebaikan maka baginya ada ganjaran sepuluh kali semisal itu, tetapi barangsiapa berbuat keburukan maka ia tidak akan dibalas melainkan hanya semisal itu dan mereka tidak akan dianiaya. (QS Al-An’aam [006]: 161)

Selain itu, secara lebih detil Rasulullah (saw) juga menyampaikan wahyu dari Allah Ta’ala berkenaan dengan balasan ganjaran kebaikan dan keburukan. Diriwayatkan,

“Jika seorang hamba-Ku ingin melakukan kejahatan maka janganlah kalian catat hingga Ia melakukannya, dan jika ia melakukannya maka catatlah semisalnya. Jika ia meninggalkannya karena Aku maka catatlah kebaikan baginya, dan jika ia berniat melakukan kebaikan sedang ia belum melakukannya maka catatlah kebaikan baginya, dan jika Ia melakukannya maka catatlah sepuluh kebaikan baginya, bahkan hingga tujuh ratus kali lipat.” (H.R. Al-Bukhari) [1]

Nah, berkaitan dengan puasa, bagaimana ganjarannya?

Ganjaran Puasa itu Tidak ada bandingannya

Diriwayatkan dalam Hadits Sunan An-Nasa-i, Rasulullah (saw) bersabda:

“Hendaklah kamu berpuasa, karena ia tidak ada bandingannya.” (H.R. An-Nasai) [2]

Allah Ta’ala sendiri yang Menjadi Ganjarannya

Dalam satu hadits Qudsi, Allah Ta’ala berfirman kepada Rasulullah saw,

الصَّوْمُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ...

“Puasa adalah milik-Ku, dan Aku sendirilah yang menjadi ganjarannya…” (H.R. Bukhari) [3]

Hadhrat Khalifatul Masih V atba bersabda,

Jika pada bulan Ramadhan mereka yang berpuasa mengamalkan hukum-hukum Allah Ta’ala lebih dari sebelumnya, meningkatkan ibadahnya, meningkat dalam ketakwaan, berarti manusia telah masuk kedalam tabir rahmat Allah Ta’ala lebih dari sebelumnya, karena Allah Ta’ala berfirman. “Jika seorang hamba berpuasa demi Aku dan pada hari-hari ini meninggalkan sementara perbuatan yang diperbolehkan demi Aku, maka Aku sendiri-lah yang akan menjadi ganjaran bagi orang yang berpuasa seperti itu.” (Shahih al-Bukhari, Kitab tentang shaum (puasa))

Ketika Allah Ta’ala sendiri telah menjadi ganjarannya, berarti sarana ampunan telah didapat dan jika itu telah diraih yakni Allah Ta’ala menerima ampunan dan taubatnya, berarti dia telah selamat dari api yakni api dunia dan di akhirat nanti.

Namun syaratnya dia harus berpuasa secara tulus karena Allah dan juga beramal saleh sehingga amalan ini menjadi bagian dari kehidupannya yang abadi dan menjadi sarana untuk masuk kedalam rahmat Allah untuk selama-lamanya. [4]

Dibuka Pintu Surga Ar-Royyaan

Di surga ada delapan pintu. Salah satunya adalah pintu Ar-Royyaan yang diciptakan khusus untuk dilewati orang-orang yang puasanya diterima Allah Ta’ala. (H.R. Al-Bukhari) [5]

Diriwayatkan dalam Hadits Sahih Al-Bukhori terdapat riwayat, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Dalam surga ada satu pintu yang disebut dengan Ar-Rayyan, yang pada hari qiyamat tidak akan ada orang yang masuk ke Surga melewati pintu itu kecuali para shooimuun (orang-orang yang berpuasa). Tidak akan ada seorang pun yang masuk melewati pintu tersebut selain mereka. Lalu dikatakan kepada mereka; Mana para shooimuun, maka para shooimuun berdiri menghadap. Tidak akan ada seorangpun yang masuk melewati pintu tersebut selain mereka. Apabila mereka telah masuk semuanya, maka pintu itu ditutup dan tidak akan ada seorangpun yang masuk melewati pintu tersebut”. (H.R. Al-Bukhari) [6]

Diampuni Dosa-dosanya

Allah Ta’ala berfirman bahwa orang yang berpuasa akan diberikan ganjaran yang besar dan ampunan dari Allah Ta’ala,

اِنَّ الۡمُسۡلِمِیۡنَ وَ الۡمُسۡلِمٰتِ وَ الۡمُؤۡمِنِیۡنَ وَ الۡمُؤۡمِنٰتِ وَ الۡقٰنِتِیۡنَ وَ الۡقٰنِتٰتِ وَ الصّٰدِقِیۡنَ وَ الصّٰدِقٰتِ وَ الصّٰبِرِیۡنَ وَ الصّٰبِرٰتِ وَ الۡخٰشِعِیۡنَ وَ الۡخٰشِعٰتِ وَ الۡمُتَصَدِّقِیۡنَ وَ الۡمُتَصَدِّقٰتِ وَ الصَّآئِمِیۡنَ وَ الصّٰٓئِمٰتِ وَ الۡحٰفِظِیۡنَ فُرُوۡجَہُمۡ وَ الۡحٰفِظٰتِ وَ الذّٰکِرِیۡنَ اللّٰہَ کَثِیۡرًا وَّ الذّٰکِرٰتِ ۙ اَعَدَّ اللّٰہُ لَہُمۡ مَّغۡفِرَۃً وَّ اَجۡرًا عَظِیۡمًا ﴿۳۶﴾

Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang berserah diri, laki-laki dan perempuan yang beriman, laki-laki dan perempuan yang patuh, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang merendahkan diri, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang menjaga kesuciannya, serta laki-laki dan perempuan yang banyak mengingat Allah, Allah menyediakan bagi mereka semua ampunan dan ganjaran yang besar. QS Al-Ahzab [33] ayat 36

Diriwayatkan dalam Sahih Bukhari, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“…dan barangsiapa yang melaksanakan shaum Ramadhan karena iman kepada Allah dan mengharapkan pahala (hanya dari-Nya) maka akan diampuni dosa-dosa yang telah lalu”. (H.R. Bukhari) [7]

Dalam hadits riwayat Muslim, Rasulullah saw bersabda,

“…Ramadhan ke Ramadhan berikutnya adalah penghapus untuk dosa antara keduanya apabila dia menjauhi dosa besar.” (H.R. Muslim) [8]

Dikabulkan doa-doanya

Allah Ta’ala berfirman diantara ayat-ayat puasa, bahwa Dia akan dekat dengan hamba-Nya dan mengabulkan doa-doa.

وَ اِذَا سَاَلَکَ عِبَادِیۡ عَنِّیۡ فَاِنِّیۡ قَرِیۡبٌ ؕ اُجِیۡبُ دَعۡوَۃَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِ ۙ فَلۡیَسۡتَجِیۡبُوۡا لِیۡ وَ لۡیُؤۡمِنُوۡا بِیۡ لَعَلَّہُمۡ یَرۡشُدُوۡنَ ﴿۱۸۷﴾

Artinya: Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepada engkau tentang Aku maka katakanlah sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan doadoa orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku, karena itu hendaklah mereka menyambut seruan-Ku dan beriman kepadaKu supaya mereka mendapat petunjuk. (QS Al-Baqarah [2]: 187 dengan basmallah)

Keterangan: Ketika orang-orang beriman menyadari keberkatan bulan Ramadhan dan berpuasa di dalamnya, mereka tentu saja berhasrat memperoleh sebanyak mungkin faedah rohani daripadanya. Kepada kerinduan jiwa orang mukmin itulah ayat ini memberikan jawaban.

Kata-kata “beriman kepada-Ku,” tidak mengacu kepada beriman kepada wujud Tuhan; sebab, hal itu telah termasuk dalam anak kalimat sebelumnya, “hendaklah mereka menyambut seruan-Ku; karena, mustahil orang akan menyambut seruan Tuhan dan menaati perintah-Nya, tanpa percaya akan adanya wujud Tuhan. Jadi, kata-kata, beriman kepada-Ku, tertuju kepada kepercayaan bahwa Allah Swt mendengar dan mengabulkan doa hamba-hamba-Nya.

Selain itu, Rasulullah (saw) bersabda,

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ الْإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ يَرْفَعُهَا اللَّهُ دُونَ الْغَمَامِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَتُفْتَحُ لَهَا أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَيَقُولُ بِعِزَّتِي لَأَنْصُرَنَّكِ وَلَوْ بَعْدَ حِينٍ

…dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ada tiga orang yang tidak akan ditolak do’anya; imam yang adil, orang yang berpuasa hingga berbuka dan do’a orang yang teraniaya. Allah akan mengangkatnya di bawah naungan awan pada hari kiamat, pintu-pintu langit akan dibukakan untuknya seraya berfirman: “Demi keagungan-Ku, sungguh Aku akan menolongmu meski setelah beberapa saat.” (H.R. Ibnu Majah) [9]

Syetan dan Jin (dalam diri orang yang melakukan puasa) Dibelenggu

Dalam Sahih Al-Bukhari diriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Apabila bulan Ramadhah datang, maka pintu-pintu langit dibuka sedangkan pintu-pintu jahannam ditutup dan syaitan-syaitan dibelenggu”. (H.R. Al-Bukhari) [10]

Diriwayatkan dalam Hadits Jami’ At-Tirmidzi, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Pada malam pertama bulan Ramadhan syetan-syetan dan jin-jin yang jahat dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup, tidak ada satupun pintu yang terbuka dan pintu-pintu surga dibuka, tidak ada satupun pintu yang tertutup, serta seorang penyeru menyeru, wahai yang mengharapkan kebaikan bersegeralah (kepada ketaatan), wahai yang mengharapkan keburukan/maksiat berhentilah, Allah memiliki hamba-hamba yang selamat dari api neraka pada setiap malam di bulan Ramadhan”. (H.R. At-Tirmidzi) [11]

Berkenaan dengan tafsir “syetan di belenggu di bulan Ramadhan”, Silakan disimak di sini.

Puasa Menjadi Perisai dari Azab Api Neraka

Dari Hadits Sunan Ibnu Majah diriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“…puasa adalah perisai dari api neraka.” (H.R. Ibnu Majah) [12]

Puasa Menjauhkan dari Api Neraka

Dalam Hadits Jami’ At-Tirmidzi diriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:

“Barangsiapa berpuasa satu hari di jalan Allah, maka Allah akan menjadikan antara dirinya dengan neraka sebuah parit sejauh langit dan bumi.” (H.R. Tirmidzi) [13]

Dari hadits sahih Muslim, diriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah, kecuali Allah akan menjauhkan wajahnya dari api neraka sejauh tujuh puluh kharif (70 musim gugur).” (H.R. Muslim) [13]

Didoakan Mendapatkan Syafaat dari Allah Ta’ala

Dalam Hadits Musnad Ahmad diriwayatkan bahwa Rasulullah (saw) bersabda,

“Puasa dan Al-Qur’an akan memberikan syafaat kepada hamba di hari Kiamat, puasa akan berkata : “Wahai Rabbku, aku akan menghalanginya dari makan dan syahwat, maka berilah dia syafa’at karenaku”. Al-Qur’an pun berkata : “Aku telah menghalanginya dari tidur di malam hari, maka berilah dia syafa’at karenaku” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Maka keduanya akan memberi syafa’at” (H.R. Ahmad) [14]

Catatan Kaki